Senin, 24 Februari 2014

Rumus Jurnalistik Radio, a + b + c = C


Sebagai media audio, radio memiliki tantangan lebih untuk menyajikan informasi yang kredibel dan bisa dicerna dengan benar oleh pendengar tanpa distorsi. Radio yang mengandalkan telinga pendengar, juga sering disebut sebagai ‘half ears media’ atau media sambil lalu karena untuk mendengarkan radio, bisa dilakukan sambil melakukan kegiatan yang lain.

Dengan demikian, kredibilitas tidak dapat ditawar dan harus dijaga. Kredibilitas atau saya sebut sebagai C besar (diambil dari huruf depan Credibility), bisa dicapai jika berita yang kita sampaikan memenuhi unsur a, b dan c.

a (ACCURACY)

Accuracy atau kecermatan adalah hal yang sangat mendasar dalam pembuatan berita radio. Kecermatan dan kehati-hatian dibutuhkan saat kita mencari fakta-fakta yang benar, baik fakta tentang suatu peristiwa, figur maupun nama-nama yang terlibat dalam sebuah berita.

Meski radio memungkinkan untuk menyajikan berita lebih cepat dari media lain, kita tetap harus menyajikan fakta dan tidak boleh menduga-duga. Bukan alasan karena dituntut untuk cepat kita boleh melakukan kesalahan. Editing berita juga harus dilakukan dengan hati-hati, agar fakta-fakta penting tidak dihilangkan hanya sekedar untuk memenuhi target durasi yang sudah ditetapkan.

Jika kita mengangkat berita dari rumor / isu, kita harus secara terbuka memberitahu bahwa yang kita sampaikan ini adalah rumor yang beredar di masyarakat. Kita tidak membohongi pendengar karena faktanya saat ini beredar rumor tersebut di masyarakat.

Berita juga tidak boleh berisi opini radio kita - dalam hal ini newscaster maupun reporter. Kalaupun ada opini, biarlah narasumber yang beropini. Jika mengambil data dari buku ataupun media lain, jangan lupa untuk melakukan recheck terhadap data-data yang ada. Media besar dan terkenal belum tentu tidak bisa salah.

Bila kita tidak cermat dan data yang kita sajikan dalam berita tidak akurat, bisa dipastikan radio kita akan kehilangan kredibilitas dan pendengar. Alih-alih mendapatkan pendengar, yang ada kita bisa berurusan dengan hukum.

Dalam tulisan saya sebelumnya, kita sudah berbicara tentang salah satu faktor dari rumus jurnalistik radio, yaitu elemen a atau Accuracy.

Elemen berikutnya adalah:

b (balance)

Balance atau keseimbangan adalah unsur penting berikutnya yang harus diperhatikan dalam jurnalistik radio, jika kita tidak ingin kehilangan kredibilitas. Dalam berita atau liputan yang kita siarkan, setidaknya harus berisi pendapat semua pihak, atau disebut juga ‘cover both side’  terutama jika kasus yang kita angkat kontroversial.

Pada saat kita dikejar deadline sehingga tidak ada pilihan lain dan terpaksa harus menyiarkan sebuah berita yang tidak mendapatkan penjelasan dari masing-masing pihak, pada saat menyiarkan berita itu, kita harus menyebutkan bahwa sampai saat ini kita belum bisa mendapatkan penjelasan dari yang bersangkutan, namun masih terus berusaha mendapatkannya. Namun trik ini tidak dianjurkan, kalau bisa jangan dilakukan jika tidak terpaksa. Jangan lupa untuk selalu menyimpan materi-materi berita yang kontroversial setelah disiarkan, agar kita bisa mendengarkan ulang jika terjadi masalah.

Keseimbangan tidak hanya dinilai dari kesempatan berbicara yang kita berikan kepada yang bersangkutan, namun juga pada durasi, frekwensi dan jam penyiarannya. Jangan sampai pihak yang satu merasa disiarkan lebih sedikit atau lebih pendek dari yang lain. Jangan juga sampai yang satu disiarkan di jam prime time sementara yang lain merasa disiarkan di jam yang sepi pendengar.

Jika kita melupakan faktor b ini, salah-salah radio kita bisa dianggap tidak berimbang dan membela kepentingan sepihak. Di Indonesia, selain masalah politik apalagi menjelang pilkada atau pilpres, kita juga perlu berhati-hati dengan balance pada saat memberitakan masalah agama, ras dan golongan.

Contoh kesulitan yang biasa ditemukan di Indonesia pada saat jurnalis radio berusaha mendapatkan ‘balance’:
ketakutan atau tekanan dari pihak tertentu
susah mendapatkan narasumber yang berani bicara dan mau bicara benar
kurang memiliki data narasumber yang lengkap
narasumber lebih memilih media yang lebih besar sebagai corong bicara
reporter dikejar deadline, sehingga laporan pun apa adanya
boleh ditambah dll…

Tips aman: jangan main api kalau takut panas, jangan main air kalau takut basah

Dalam jurnalistik radio, kredibilitas adalah aset jurnalistik yang terbesar karena berkaitan dengan kepercayaan pendengar terhadap radio kita.

Setelah faktor a (accuracy) dan b (balance), kali ini akan dibahas faktor ketiga dalam rumus jurnalistik radio untuk mencapai C (credibility) yaitu:

c (clarity)

Clarity bisa diartikan sebagai mudah dipahami atau jernih atau jelas. Lagi-lagi karena hanya mengandalkan audio, jurnalis radio dituntut untuk bisa menghadirkan berita yang jelas, tidak membuat bingung dan jangan sampai bisa menimbulkan multi tafsir bagi pendengar.

Perlu juga diingat bahwa berbeda dengan media cetak, pendengar tidak bisa sesuka hati mengulang informasi yang baru saja didengarnya. Kalau pun informasi yang disiarkan adalah rekaman, mereka memerlukan waktu yang lain untuk bisa mendengarkan informasi tersebut (siaran ulang).

Di radio, kita hanya mempunyai satu kali kesempatan untuk bisa pendengar memahami apa yang kita sampaikan. Untuk itulah clarity menjadi hal yang tidak bisa ditawar dalam penyajian berita di media audio yang sekilas ini. Jika penyiar kita saja tidak memahami persoalan atau materi yang akan disampaikan, apalagi pendengar kita.

Agar dapat menyajikan informasi yang jelas dan mudah dipahami oleh pendengar, selain artikulasi atau pelafalan penyiar yang jelas, sebisa mungkin dalam penulisan naskah digunakan kata-kata atau istilah yang umum bagi pendengar. Selain itu gunakanlah kalimat yang simpel - kalimat tunggal satu, satu kalimat satu pesan, seperti yang ada pada tulisan saya sebelumnya.

Accuracy dilengkapi dengan Balance ditambah dengan Clarity akan membawa radio kita menjadi media yang CREDIBLE, yang bisa dipercaya dan diandalkan sebagai sumber informasi oleh pendengar kita. Jika kita tidak berusaha meraih kredibilitas, pendengar tidak akan mempercayai informasi apapun yang disampaikan oleh radio kita. Sehingga semua yang kita lakukan tidak akan ebih baik dari pemborosan waktu dan sia-sia.


Penting Untuk Penyiar.

Berbicaralah layaknya kepada teman akrab (intimate friend). Lihat wajah teman Anda itu dalam “pikiran mata” (mind’s eye) Anda.

SMILE!
Senyumlah, meski pendengar tidak melihat Anda. Berbicara dengan senyum, akan terasa hangat, ramah, friendly, di telinga pendengar.

KONTAK MATA!
Lakukan kontak mata! Pandanglah ia sekali-sekali untuk melakukan kontak mata (eye contact), meskipun hanya ada satu orang di ruangan –Anda sendiri!

GESTURE!
Gunakan gerakan tubuh (gesture), meskipun tidak ada orang yang melihat Anda. Anda adalah aktor. Saat berbicara di depan umum (public speaking), jika Anda punya mike portable (mudah dibawa), bergeraklah mengitari panggung. Bayangkan Anda adalah seorang aktor yang sedang “mentas” di televisi.

JEDA!
Jedalah untuk beberapa detik untuk membiarkan pesan Anda sampai ke pendengar. Saat jeda, buatlah kontak mata. Anda juga bisa jeda jika mencari gagasan berikutnya.

INFLEKSI!
Pelajarilah cara orang berbicara saat ngobrol dan gunakan pola pembicaraan itu ketika memnbaca naskah. “Intiplah” pembicaraan orang di restoran. Perhatikan bagaimana dinamika vokal mereka berfluktuasi: lebih keras, lebih lembut. Juga perhatikan obrolan itu berubah-ubah arah dan bagaimana tingkat lagu kalimat (range of inflection) mereka melebar.

MENGATASI GUGUP
Mulut Anda kering, jantung berdebar, dan lutut bergetar. Anda pun panik! Ya, Anda gugup (nervous). Lantas harus bagaimana?
1. Tarik nafas yang dalam – penuhi tubuh Anda dengan oksigen. Ini akan membantu otak Anda bekerja.
2. Gerakan badan Anda (bluff). Berdiri tegak, layaknya tentara berbaris dengan bahu dan dada yang tegap. Lalu tersenyumlah! Meskipun Anda tidak merasa bahagia atau percaya diri, lakukanlah. Anda akan tampak percaya diri dan tubuh Anda akan “mengelabui” otak Anda untuk berpikir bahwa ini adalah percaya diri. Bluff - body and smile
3. Jaga agar mulut dan tenggorokan Anda tetap basah. Siapkan selalu air mineral, jangan sampia mulut dan tenggorokan Anda kering.
4. Lancarkan aliran darah dengan memijat dahi.
5. Pastikan Anda sudah siap. Siapkan bahan pembicaraan, pahami tema atau naskah.




 TEKNIK VOKAL
penyiar harus lancar bicara dengan kualitas vokal yang baik. Teknik vokal yang diperlukan antara lain kontrol suara (voice control) selama siaran, meliputi pola titinada (pitch), kerasnya suara (loudness), tempo (time), dan kadar suara (quality).

Diafragma!
Kualitas suara yang diperlukan seorang penyiar adalah “suara perut”, suara yang keluar dari rongga badan antara dada dan perut –dikenal dengan sebutan “suara diafragma”. Jenis suara ini akan lebih bertenaga (powerful), bulat, terdengar jelas, dan keras tanpa harus berteriak.

Untuk bisa mengeluarkan suara diafragma, menurut para ahli vokal, bisa dilakukan dengan latihan pernafasan, antara lain:
a. Ucapkan huruf vocal A, I, U, E, O dengan panjang-panjang. Contoh: tarik nafas, lalu suarakan AAAAAaaaaaaaaaaaaa… (dengan bulat), terus, sampai habis nafas. Dilanjutkan lagi untuk huruf lainnya.
b. Suarakan AAAAaaaaaaa… dari nada rendah, lalu naik sampai AAAAaaaaaaa… nada tinggi.
c. Ambil napas pelan-pelan. Ketika diafragma dirasa udah penuh, buang pelan-pelan. Untuk nambah power, buang nafas itu, hela dengan cara berdesis: ss… ss… ss… (putus-putus), seperti memompa isi udara keluar. Akan tampak diafragma Anda bergerak.
d. Saat mengambil napas, bahu jangan sampai terangkat. Kalau terangkat, berarti Anda bernapas dengan paru-paru. Contoh: ketika orang sedang ambil napas mendadak karena kaget, ia akan mengambil napas dengan paru-paru. Makanya, orang kaget suka megang dada.

Intonasi!
Intonasi (intonation) adalah nada suara, irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata, sehingga tidak datar atau tidak monoton. Intonasi menentukan ada tidaknya antusiasme dan emosi dalam berbicara.

Misalnya, mengucapkan “Bagus ya!” dengan tersenyum dan semangat, akan berbeda dengan mengucapkannya dalam ekspresi wajah datar, bahkan nada sinis. Latihan intonasi bisa dengan mengucapkan kata “Aduh” dengan berbagai ekspresi –sedih, kaget, sakit, riang, dan seterunya.



Aksentuasi!
Aksentuasi (accentuation) adalah logat atau dialek. Lakukan penekanan (stressing) pada kata-kata tertentu yang dianggap penting. Misal, “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”; atau “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”; “Saat sakit, tindakan terbaik adalah dengan minum obat”.

Aksentuasi dapat dilatih dengan cara menggunakan “konsep suku kata” -dan, yang, di (satu suku kata); minggu, jadi, siap, Bandung (dua suku kata); bendera, pendekar, perhatian (tiga suku kata); dan sebagainya. Ucapkan sesuai penggalan atau suku katanya!

Speed!
Gunaka kecepatan (speed) dan kelambatan berbicara secara bervariasi. Kecepatan berpengaruh pada kejelasan (clarity), juga durasi. Kalo waktu siaran sudah mepet, kecepatan diperlukan.

Artikulasi!
Artikulasi (articulation), yaitu kejelasan pengucapan kata-kata. Disebut juga pelafalan kata (pronounciation). Setiap kata yang diucapkan harus jelas, misalkan harus beda antara ektrem dengan eksim. Seringkali, dijumpai kata atau istilah yang pengucapannya berbeda dengan penulisannya, utamanya kata-kata asing seperti “grand prix” (grong pri), atau nama-nama orang Barat — -”Tom Cruise” (Tom Cruz), George Bush (Jos Bus), dan banyak lagi.


Be Yourself!
Keaslian (naturalness) suara harus keliar. Bicara jangan dibuat-buat. Anda harus menjadi diri sendiri, be yourself, tidak meniru orang lain.

Ceria!
Kelincahan (vitality) dalam berbicara sehingga dinamis dan penuh semangat, cheerful! Anda harus ceria selalu. Jangan lemas, lunglai, nanti terkesan tidak mood, apalagi ”judes”! Ingat, penyiar adalah penghibur, entertainer!

Hangat!
Keramahtamahan (friendliness) sangat penting. Anda harus sopan, hangat, dan akrab. Penyiar profesional menjadi teman dekat bagi pendengar.*



Skill yang harus dikuasai seorang wartawan itu yang utama adalah teknik jurnalistik, meliputi teknik reportase (meliput, wawancara, dan menulis berita/feature/artikel), penguasaan masalah yang diliput/ditulis, dan ketaatan pada kode etik jurnalistik. Ringkasnya, saya ulang: teknik jurnalistik, pemahaman bidang liputan, dan ketaatan pada kode etik.

Teknik jurnalistik itu harus dilatih, diasah. Minimal, seorang wartawan pernah mengikuti diklat jurnalistik untuk memahami dan menguasai teknik peliputan/wawancara dan penulisan berita. Menulis berita itu ada aturan mainnya, seperti penulisan judul berita, lead atau teras berita, dan isi berita (body). Prinsip penulisan 5W+1H harus dipahami betul agar berita itu lengkap (bukan panjang), terus kode etik penulisan berita, seperti asas berimbang, covering both side, praduga tak bersalah, dan sebagainya.

Dalam peliputan, dalam hal ini teknik wawancara, wartawan harus menguasai ilmu/teknik wawancara, misalnya memahami latar belakang masalah/peristiwa (penguasaan bidang liputan), agar nanti tidak salah persepsi atau salah tulis, dan dalam wawancara jangan pernah “dengan kepala kosong” (tidak paham materi wawancara). Dalam peliputan/wawancara, wartawan harus mampu fleksibel, adaptasi dengan situasi, dan “tahan banting”.

Soal kode etik, ini yang membedakan antara wartawan sejati dengan wartawan gadungan. Wartawan profesional pasti menaati kode etik jurnalistik, seperti tidak menerima/memburu “amplop” dari narasumber. Wartawan itu pekerjaan orang profesional, seperti halnya dokter dan pengacara, yang harus taat pada kode etik. Jika wartawan tidak menaati kode etik, berarti bukan wartawan profesional.

Menjadi wartawan itu adalah panggilan jiwa, bukan keterpaksaan. Karenanya, dalam diri wartawan harus selalu ada semangat, antusiasme, untuk mengabarkan apa saja yang penting diketahui oleh publik. Peran wartawan/media adalah menginformasikan (to inform), menghibur (to entertaint), mendidik (to educate), dan mengawasi kinerja pemerintah dan perilaku masyarakat (social control) agar taat asas dan tertib dalam melaksanakan perannya. Ada yang mengatakan, wartawan adalah pengecam (hal-hal yang melanggar hukum), pendidik, penguasa, sekaligus “guru bangsa” (kalo gak salah Napoleon tuh yang bilang gitu, nanti deh dicek dan diupdate, lupa…). 

Menjadi Penyiar Profesional


* Temukan Suara Terbaik Anda!

RADIO adalah suara (sound)! Media yang hanya bisa didengar (auditif). Suara (voice) pula yang jadi aset terpenting seorang penyiar –sebagai ujung tombak, front liner, sebuah radio yang berinteraksi langsung dengan pendengar.

Banyak orang terlahir dengan memiliki suara indah. Namun, kebanyakan dari kita harus bekerja keras untuk menjadi penyiar profesional. Lagi pula, jadi penyiar profesional tidak cukup bermodal suara emas (golden voice), tapi juga perlu modal lainnya, seperti wawasan, sense of music, dan sense of humor.

WAWASAN
Penyiar harus berwawasan agar siarannya hidup, dinamis, berisi, dan tidak monoton. Kosakata, varietas kata, improvisasi, hanya bisa dilakukan oleh penyiar yang berwawasan luas. Karena itu, banyak baca, jadilah orang yang haus pengetahuan! Dijami, jika Anda berwawasan luas, takkan kehabisan kata-kata untuk berbicara.

SENSE OF MUSIC
Penyiar harus memiliki sense of music yang tinggi. Soalnya, tugas penyiar bukan hanya mutar lagu-lagu, tapi mesti paham juga tentang jenis musik, alat musik, dan artisnya.

SENSE OF HUMOR
Penyiar juga harus humoris, punya bakat menghibur. Bakat itu diperlukan karena profesi penyiar radio dituntut mampu menghibur pendengar. Lagi pula, radio identik dengan hiburan (entertaintment).

BAHASA TUTUR
Siaran harus menggunakan bahasa tutur, bahasa percakapan (conversational language), demikian juga naskah berita atau iklan.

Bahasa tutur yaitu bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari yang mempunyai ciri khas: (a) kalimatnya sederhana, singkat, kurang lengkap, tidak banyak menggunakan kata penghubung; dan (b) menggunakan kata-kata yang lazim dipakai sehari-hari (spoken words).

Didalam bahasa tutur, lagu kalimat (infleksi, inflection) memegang peranan penting. Tanpa bantuan lagu kalimat sering orang mengalami kesukaran dalam memahami bahasa tutur. Sama pentingnya adalah artikulasi atau pronounciation (pengucapan kata), intonasi (nada suara atau irama bicara), aksentuasi (logat, dialek, stressing), dan speed (kecepatan berbicara, tempo).

TAMPILKAN SUARA TERBAIK! RILEKS!
Penyiar adalah “pemain sandiwara” (performer) dan menghadapi tantangan yang sama dengan penyanyi atau aktor. Begitu di atas pentas, di depan kamera, atau di belakang microphone, Anda tidak akan dapat memberikan penampilan terbaik kecuali jika Anda santai (relax). Tenggorokan tercekik (tight throat), leher tegang, dan pundak yang kaku, akan membuat Anda tidak dapat mengeluarkan suara terbaik.

Bagaimana biar rileks? Bukan dengan mengatakan pada diri Anda, “Relax, fool, relax!” Relaksasi bukanlah soal psikologis, tapi soal fisik. Ia tidak dimulai di otak, tapi di badan. Relaksasi diperoleh melalui sebuah proses fisik berupa peregangan dan pernafasan. Jika tubuh Anda rileks, emosi Anda akan mengikuti.

ATUR NAFAS!
Mati lemas atau kekurangan nafas (suffocation) adalah penyebab kematian nomor satu di kalangan penyiar. Banyak penyiar biasa terus menahan nafas selama bertutur. Nafas megap-megap tidak akan menghasilkan siaran yang bagus.

Bernafas secara tepat adalah dasar siaran profesional. Naskah siaran harus memberi kesempatan untuk bernafas. Ketika Anda membaca naskah, buatlah tanda di mana Anda akan mengambil nafas. Ikuti instruksi Anda sendiri dan bernafaslah saat Anda melihat tanda itu.

Sikap badan yang baik dan dukungan dari diafragma Anda, akan membuat tiap nafas bekerja lebih lama bagi Anda. Anda bisa latih hal itu dengan cara meratakan jari tangan dan tekan diafragma (rongga antara dana dan perut). Ketika Anda mulai dengan suara rendah, tekan diafragma Anda dengan tangan. Teknik ini akan memberi Anda kekuatan ekstra.

Jauhkan mulut Anda dari microphone saat menarik nafas. Jangan sampai tarikan nafas Anda mengudara

VISUALISASI!
Penyiar radio berbicara kepada pendengar yang tidak terlihat. Secara simultan (bersamaan), sebagai penyiar Anda berbicara kepada tidak seorang pun (talk to no one) –karena tidak satu orang pendengar pun yang hadir secara fisik di depan Anda— dan kepada setiap orang (talk to everyone), mungkin ribuan pendengar. Talk to one on

Interview Untuk Reporter Radio


PERSIAPAN
1.KUASAI MASALAH.

Anda melakukan bunuh diri jika melakukan interview tanpa menguasai permasalahannya. Banyak narasumber yang punya hobi bertanya balik kepada interviewer. Jika Anda tidak bisa menjawab, wawancara pasti berakhir sebelum Anda memulainya. Penguasaan masalah juga penting untuk menghasilkan wawancara yang bermutu. Penguasaan masalah akan menghasilkan pertanyaan bermutu dan sesuai dengan pertanyaan yang diinginkan oleh pendengar.

2. PELAJARI SOSOK NARASUMBER.

Bukan hanya masalahnya yang harus dikuasai, sosok narasumbernya pun harus diketahui secara pasti. Bagaimana mungkin Anda akan percaya pada ucapan seseorang jika Anda tidak tahu persis siapa yang diwawancara. Selain itu, banyak manfaat jika kita mengenal lebih dalam tentang sosok narasumber. Dalam banyak kasus, pengetahuan kita tentang narasumber sering menjadi ice breaker (pemecah kekakuan atau kebuntuan) yang luar biasa. Kita harus tahu hobinya, latar belakang pekerjaan/pendidikan, agama, keluarganya dll.


3. PELAJARI LOKASI INTERVIEW

Lokasi interview sangat penting dipelajari oleh reporter radio dan juga televisi. Buat wartawan cetak bisa jadi tidak terlalu penting. Dalam banyak kasus, reporter radio mengalami kesulitan karena salah menentukan lokasi interview. Karena misalnya, terlalu ramai, ruangannya berdengung dll. Ingat, radio butuh suara yang bagus.

4. PERSIAPKAN ALAT PEREKAM DENGAN SEMPURNA

Alat perekam adalah istri pertama reporter radio, sama seperti kamera untuk fotografer dan bedil untuk tentara. Oleh karena itu, alat perekam harus dipersiapkan secara sempurna. Jangan sampai terjadi kekurangan atau kesalahan alat perekam sehingga interview batal. Baterei dan kaset/cd misalnya, harus diperhitungkan berapa lama daya tahannya. Kalau menggunakan perekam digital, berapa banyak kapasitas harddisknya.

5. BUAT DAFTAR PERTANYAAN

Jangan pernah sombong mengatakan ”Semua pertanyaan sudah ada di kepala saya!” Ingatan manusia ada batasnya. Bahkan pena yang sudah melemah sekalipun, tetap lebih baik dibanding ingatan yang paling hebat. Demikian pepatah China mengatakan. Jadi buatlah daftar pertanyaan. Paling tidak garis besar atau pointernya saja.

SELAMA WAWANCARA

PERHATIKAN TEMPAT WAWANCARA.

Lagi-lagi hal pertama yang harus diperhatikan adalah lokasi wawancara. Ini sangat penting untuk seorang reporter radio, karena kondisi lokasi berpengaruh terhadap interview. Lihatlah apakah ada bunyi-bunyian yang mengganggu seperti suara kipas angin atau AC. Jika lokasi wawancara adalah kantor atau rumah narasumber, selain bunyi-bunyian itu perhatikan juga aksesoris ruangan, apakah ada yang menarik perhatian. Mungkin saja aksesoris/pajangan seperti lukisan menjadi ice breaker dalam interview.

2. PERIKSA KEMBALI ALAT PEREKAM.

Meski sudah dipersiapkan secara sempurna sebelumnya, kita harus kembali memeriksa alat perekam sekaligus mulai mengoperasikannya. Jangan pernah sok yakin semuanya sudah beres, tanpa sebelumnya mengecek kembali. Banyak kasus, penyepelean semacam itu menimbulkan penyesalan tak berguna.


3. GUNAKAN HEADPHONE/EARPHONE.

Standar interview di lapangan untuk reporter radio adalah gunakan readphone (lebih dianjurkan) atau earphone. Seperti itu kamera televisi yang ada tanda bahwa objek di depannya terekam dengan baik, maka alat perekam juga harus demikian. Penanda bahwa suara terekam dengan baik adalah dengan mendengarnya melalui headphone. Apakah suara narasumber sudah cukup besar? Atau terlalu besar? Juga untuk mengetahui secara pasti, bahwa rekaman ini berjalan normal.

4. PERHATIKAN KONDISI NARASUMBER.

Ketika janjian wawancara, kondisi narasumber sehat walafiat. Siapa yang tahu pas wawancara ternyata kurang sehat. Misalnya flu ringan, sehingga suaranya menjadi sengau. Tentu ini berpengaruh karena radio adalah suara. Atau dia beberapa telepon genggam yang berpotensi mengganggu selama wawancara. Mintalah dia untuk mematikannya… JANGAN LUPA MATIKAN PULA HP KITA SENDIRI.

5. AJUKAN PERTANYAAN MUDAH TERLEBIH DAHULU UNTUK INTERVIEW PANJANG (MENGGALI INFORMASI) DAN SIMPAN PERTANYAAN PALING SULIT DI AKHIR WAWANCARA.



Jika kita interview untuk penggalian informasi dan tidak dilakukan secara live, maka inilah yang harus dilakukan. Kita harus sebanyak mungkin mendapatkan informasi dari narasumber. Jika pertanyaan sulit diajukan di depan, maka berisiko besar. Mungkin saja narasumber tidak terima dengan pertanyaan sulit itu dan marah. Akibatnya, pertanyaan lain tidak sempat disampaikan. Masih beruntung jika dia tidak marah dan hanya mengatakan, ”NO COMMENT!”

6. AJUKAN PERTANYAAN PALING MENARIK DI AWAL JIKA INTERVIEW LIVE DENGAN DURASI TERBATAS.

Berbeda dengan interview di lapangan dan tidak live, maka interview live justru harus mengajukan pertanyaan paling menarik di awal. Pertanyaan sulit mungkin disampaikan ditengah-tengah. Wawancara live harus memerhatikan unsur-unsur pertunjukan, seperti alurnya. Kapan harus klimaks kapan antiklimaks dan seterusnya.

7. JANGAN PERNAH MENGAJUKAN DUA PERTANYAAN SEKALIGUS.

Hal ini masih sering dilakukan oleh reporter pemula. Memang ini sifat dari reporter pemula yang belum tahu ilmu interview. Kadang sok tahu… adalah bodoh mengajukan dua pertanyaan sekaligus dalam satu kesempatan. Sebagus apapun dua pertanyaan tersebut, jika disampaikan sekaligus maka pertanyaan kedua-lah yang akan dijawab narasumber. Jadi pertanyaan pertamanya mubazir.

8. PERTANYAAN TERBAIK KADANG HANYA SATU KATA, YAITU: KENAPA? ATAU BAGAIMANA?

Penyakit reporter radio dengan tujuan agar terlihat pintar (padahal sebaliknya) adalah mengajukan pertanyaan panjang. Dia memberikan beberapa fakta dulu (kadang beropini) barulah pertanyaan intinya di belakang. Ini bukan bentuk pertanyaan yang baik. Pertanyaan terbaik justru kadang hanya satu kata yaitu MENGAPA? Makanya ”Tanya kenapa?” kata sebuah iklan.

9. SETARAKAN DIRI DENGAN NARASUMBER.

Ini ada kaitannya dengan budaya TIMUR kita. Setiap kali bertemu dengan orang lebih tinggi pangkat dan kedudukannya, maka kita harus menghormatinya sedikit lebih banyak dibanding kepada orang biasa. Jika Anda seorang jurnalis, buang sifat ini. Anda mewakili pendengar dalam jumlah banyak. Kondisi mereka beragam, dan mungkin ada juga yang lebih tinggi pangkat dan kedudukannya dibanding narasumber tersebut. Jadi Anda bukan Anda sendiri ketika bertugas sebagai interviewer. Salah satu tanda penyetaraan terlihat dari sapaan, yaitu gunakan kata Anda… bukan Tuan, Nyonya atau Bapak.

10. JANGAN BURU-BURU MATIKAN ALAT PEREKAM.

Biasalah, sifat buruk kita adalah maunya buru-buru dan instant, termasuk ketika interview seseorang. Belum selesai wawancara (= berpisah dengan narasumber) kita sudah buru-buru mematikan alat perekam. Stop! Jangan lakukan itu lagi. Selama Anda masih berada bersama narasumber, alat perekam tetap ’on’. Siapa tahu ucapan terbaik dari narasumber justru muncul pada saat itu, saat ketika alat perekam biasanya sudah dimatikan.
SETELAH WAWANCARA.

CATAT NAMA NARASUMBER DAN IDENTITAS LENGKAPNYA.

Ini kadang disepelekan. Padahal nama seseorang sudah dibuat selamatannya ketika masih kecil. Jadi jangan pernah salah menyebut atau mengeja nama narasumber. Salah satu caranya dengan mencatat namanya langsung dari orangnya. Tanyakan cara pelafalannya seperti apa, jika namanya agak unik. Catat nomor kontaknya, agar database kita semakin banyak dan mudah menghubunginya kembali di kemudian hari. Siapa hasil wawancara hari itu masih kurang memuaskan.

2. PERIKSA HASIL REKAMAN SAAT ITU JUGA.

Periksa hasil rekaman saat itu juga, ketika narasumber masih bersama Anda. Akan menyita waktu dan tenaga, jika hasil wawancara diketahui cacat setelah berpisah dengan narasumber.


3. UCAPKAN TERIMA KASIH DAN MINTA KESEDIAAN UNTUK WAWANCARA BERIKUTNYA.

Standar sekali ya… ucapan terima kasih. Ah biasalah ini. Tapi kadang, kita lupa melakukannya dengan ikhlas. Sering agak terpaksa. Jika narasumber mengetahui kondisi Anda seperti itu, jangan harap dia mau kembali diwawancarai.

Selamat berkarya!!!

Rabu, 19 Februari 2014

Teknik Siaran Radio: Persiapan On Air

Apa yang harus dilakukan penyiar agar siarannya “mantap” dan sukses? Berikut ini  beberapa hal yang perlu kita ketahui sebelum “on air” atau masuk ke ruang siaran. Semoga bermanfaat.

Teknik Siaran Radio: Persiapan On Air

Berikut ini teknik siaran radio sesi persiapan dari WikiHow.
1. Songs played. Kita harus tahu, jika perlu cek, daftar lagu yang harus, akan, atau siap diputarkan selama siaran. Dalam acara request, kita harus tahu ketersediaan lagu yang diminta pendengar.
2. Artists. Cari informasi terbaru, misalnya show atau album baru, menganai artis atau penyanyi yang lagunya kita putar. Ini penting untuk menambah bobot siaran, informatif!
3. Current Affairs. Kita, penyiar, hendaknya terus mengikuti berita-berita aktual, termasuk event-event dan berita lokal, nasional, bahkan internasional. Wawasan kita harus tetap up to date. Maka, penyiar wajib rajin baca, utamanya koran.
4. Prepare in advance. Jangan sepelekan persiapan dan latihan. You need time to practice what you’re going to say before you go on. Kita perlu waktu untuk melatih apa yang akan kita katakan sebelum siaran, utamanya latihan baca berita –jika siaran berita— atau menyampaikan adlibs (iklan baca).
5. Latihan sebelum mengudara akan menambah rasa percaya diri, selain meminimalkan kesalahan. Jika kita baca langsung berita atau info, tanpa latihan dulu, akan terdengar tidak alamiah, it can often sound unnatural!
6. Bicaralah dengan pendengar seakan-akan ngobrol dengan temain baik dan –jika pendengar lebih tua dari kita— dengan ibu atau kakak kita. Be Polite! (www.romeltea.com).*

Tips Menjadi Penyiar Radio Yang Baik Dan Benar

penyiar radio merupakan sebuah pekerjaan yang mempunyai nilai seni yang sangat tinggi,karena berbagai skill dapat kita tampilkan disana.Dari mulai skill berbicara sampai skill kepintaran otak yang kita miliki.Berikut ini 
adalah beberapa tips menjadi penyiar radio yang profesional.


1.Jaga vokal agar tetap stabil dari berbagai gangguan seperti serak,atau suara aneh akibat pilek,dalam hal ini perbanyak konsumsi makanan yang mengandung vitamin c

2.Posisi pada saat kita siaran juga harus diperhatikan.Usahakan perut tidak berlipat agar suara yang kita hasilkan dapat keluar dengan maksimal tanpa gangguan

3.suara yang bagus dalam siaran bukan dengan volume yang tinggi tapi dengan kestabilan suara,jadi usahakan perkecil volume suara anda agar tidak gampang kecapean

4. Usahakan karakter vokal kita ngebass dan soft,karena menurut survey karakter seperti inilah yang paling enak didengar

5. Jangan mengeluarkan vokal yang monoton,usahakan beri gelombang dan penekanan agar pendengar tidak cepat bosan mendengarkan suara kita

6. Jangan pernah berpura-pura tertawa pada saat siaran karena akan terdengar garing oleh pendengar.Jika memang lucu barulah anda boleh tertawa

7. Berbicaralah seakan-akan pendengar ada didepan anda,dalam hal ini ekspresi mimik muka dan gerakan tangan harus dibutuhkan untuk memperbesar penjiwaan

8. Buatlah suasana semeriah mungkin karena rata-rata orang yang mendengarkan radio berniat untuk mencari hiburan bukan kesedihan kecuali jika anda membuka acara curhat

9. Lakukan pendengar seperti raja jangan sekali-kali menyinggung perasaan mereka

10. Perbanyak pengetahuan tentang dunia musik jangan sampai pendengar lebih tahu dari anda

11. Perbanyak kosa kata pemanis dan penyambung siaran seperti:”yang pastinya”,”anyway”,dsb

12. Siapkan pokok pembicaraan sebelum masuk ke salah satu season yang dapat kita gunakan apabila kita mentok dan habis kata-kata

13., Pilihlah backsound yang sesuai dg tema siaran anda,agar emosi pendengar dapat lebih klimaks.
SEMOGA BERMANFAAT

Jangan hanya bermimpi menjadi penyiar radio professional.


p2Agar mampu bersaing di dalam dunia radio, maka menjadi Penyiar Radio professional merupakan suatu keharusan bagi Anda yang menggeluti dunia broadcasting. Bagaimanakah trik terjitu untuk mencapainya?Jika sekarang Anda berprofesi sebagai penyiar radio , jangan merasa bangga dulu jika Anda belum berlatih semaksimal mungkin. Artikel ini akan menjadi pengetahuan baru Anda mencapai penyiar radio professional . 

Perhatikan Posisi duduk Anda
Posisi tubuh pada saat duduk harus diperhatikan. Duduklah senyaman mungkin tetapi usahakan perut tidak berlipat. Sebelum memulai on air, atur nafas untuk melatih pernafasan perut agar suara yang Anda keluarkan bisa maksimal tanpa ada gangguan.

Karakter Vokal Soft
Karakter vokal yang baik adalah soft dengan gaya bicara yang tidak dibuat buat, karena dengan karakter vokal soft paling nyaman di dengar. Sehingga pendengar Anda tidak cepat bosan mendengar suara Anda.
Suara Vokal Tidak Monoton
Usahakan tidak mengeluarkan vokal yang monoton, beri gelombang dan penekanan agar kata yang Anda ucapkan terdengar menarik.
Pendengar Anda Hanya Satu
Eits, tunggu dulu. Yang dimaksud pendengar anda hanya satu adalah jangan beranggapan Anda didengarkan oleh banyak orang, tapi anggaplah pendengar Anda hanya satu karena bisa mengurangi rasa grogi . Dan anggap pendengar tersebut ada di depan Anda dengan ekspresi mimik muka dan gerakan tangan untuk memperbesar penjiwaan.

Jangan Berpura pura Tertawa
Anda boleh tertawa jika benar benar ucapan Anda lucu. Kerena berpura pura tertawa pada saat siaran bukan mengurangi rasa grogi melainkan siaran Anda terkesan garing.
Pendengar Adalah Raja
Layaknya seorang pembeli, pendengar radio pun dikatakan sebagai raja. Maka usahakan setiap kata yang terucap tidak menyinggung perasaan pendengar. Karena jika hal itu terjadi maka bisa mencoreng nama baik Anda sendiri.
Perbanyak Kata Pemanis
Agar setiap kalimat yang Anda ucapkan terdengar lebih menarik maka Anda bisa menyisipkan kata kata pemanis, missal btw..anyway..pastinya,,dll. 

Perluas pengetahuan Tentang Musik
Jangan sampai pendengar Anda lebih luas pengetahuan musiknya daripada Anda. Ingat, penyiar dianggap pintar.

Siapkan Script
Selalu siapkan bahan pembicaraan( script) sebelum mulai on air, karena bisa mengantisipasi Anda apabila kehabisan kata kata. Gunakan tema sesuai program acara anda disertai informasi informasi penting yang bermanfaat untuk pendengar.

Backsound
Gunakan backsound yang sesuai dengan gaya bicara Anda , karena bisa memperkuat karakter vokal Anda.
Sebenarnya masih banyak lagi pengetahuan( trik jitu) lainnya. Lain waktu bisa Anda simak di artikel berikutnya , ya. Semoga trik jitu diatas sangat bermanfaat untuk menjadikan Anda sebagai penyiar radio professional.
(Dari Berbagai Sumber)

Selasa, 18 Februari 2014

Tangga Lagu Indonesia Terbaru Terbaik Februari 2014

Tangga+Lagu+Indonesia+Terbaru
 Lagu dan band atau musisi baru banyak bermunculan di tahun 2014 ini. Namun, tidak semua mampu menembus papan atas di chart musik Indonesia, band dan penyanyi lama masih mendominasi tangga lagu terbaru 2014 ini, dengan ditambah beberapa penyanyi pendatang baru. Dengan begitu, kualitas musik Indonesia diharapkan mengalami kemajuan pesat.

Lagu Indonesia di daftar tangga lagu terpopuler ini Insya Allah akan selalu di-update secara berkala setiap minggunya, mulai bulan Februari sampai Maret, dan seterusnya oleh Espilen Blog. Maka dari itu, jangan beranjak kemana-mana, dan silahkan simpan halaman ini dengan menekan tombol CTRL+D untuk mengetahui perkembangan terbaru dari musik tanah air kita tercinta.



Daftar lengkap tangga lagu Indonesia terbaru tahun 2014 banyak mengalami perubahan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh banyaknya lagu baru dan berkualitas yang terus bermunculan. Namun secara tidak langsung, hal tersebut sangat efektif demi mendongkrak dan memajukan musik Indonesia. Semoga bakat musik semua musisi Indonesia dapat tersalurkan hingga tingkat dunia, seperti halnya Agnes Monica, yang telah melanglang buana ke seluruh penjuru dunia.
Pemilihan tangga lagu ini didasarkan pada tingkat kepopuleran, tanggapan masyarakat, dan kualitas lagu. Jadi, koleksi lagu 2014 yang terbaru untuk bulan Desember ini disaring secara akurat oleh kami dan dari berbagai genre, seperti pop, dangdut, rock, religi, jazz, serta mudah-mudahan tidak mengecewakan para penggemar atau pecinta musik tanah air.

  1. JKT48 - Fortune Cookie in Love
  2. NOAH - Tak Lagi Sama 
  3. Afgan - Sabar
  4. Samsons - Diujung Jalan
  5. Tangga - Satu Bendera
  6. Ungu - Seperti Bintang
  7. Andra & The Backbone - Lebih Dari Siapapun
  8. Geisha - Lumpuhkan Ingatanku
  9. Raisa - Mantan Terindah
  10. Afgan - Jodoh Pasti Bertemu
  11. Yovie n Nuno - Meskipun Engkau Telah Pergi
  12. Cakra Khan - Setelah Kau Tiada
  13. Siti Badriah - Bara Bere
  14. Superman is Dead - Jadilah Legenda
  15. Bunga Citra Lestari - Jangan Gila
  16. Jeffry Al Buchory - Bidadari Surga
  17. ST12 - Bidadari Bumi
  18. Mocca - Imaginary Girlfriend
  19. Novita Dewi - Sampai Habis Air Mataku
  20. Dadali - Disaat Sendiri
  21. Judika - Sampai Akhir (Feat. Duma Riris)
  22. Agnes Monica – Walk
  23. Fatin Shidqia Lubis - KekasihMu
  24. Ada Band – Intim Berdua
  25. NOAH – Jika Engkau
  26. Ungu - Bila Tiba
  27. Syahrini - Cinta Tapi Gengsi
  28. D'masiv - Aku & Kamu (Tuhan Yang Tahu)
  29. Republik - Sandiwara Cinta
  30. Bunga Citra Lestari - Cinta Sejati
  31. Yovie & Nuno - Mengejar Mimpi
  32. Wali - Cinta Itu Amanah
  33. Juwita Bahar - Buka Sitik Joss
  34. Deny Cagur - Goyang Bang Jali
  35. Seventeen - Yang Telah Merelakanmu
  36. Cherrybelle - Diam-diam Suka
  37. Sm*sh – Rindu Ini
  38. Vidi Aldiano – Pupus Kasih Tak Sampai
  39. Musikimia – Apakah Harus Seperti Ini
  40. Vierratale – Cinta Butuh Waktu
  41. Andien – Bernyanyi Untukmu
  42. Calvin Jeremy – Terindah
  43. Maliq & D’essentials – Setapak Sriwedari
  44. Nidji – Diatas Awan
  45. Cherrybelle – Diam – Diam Suka
  46. Soulvibe – Gerangan Cinta
  47. Kotak – I Love You
  48. Sammy Simorangkir – Jaga Hatiku
  49. Astoria – Segala Luka
  50. Sheryl Sheinafia – Rasa Sunyi
  51. S.O.S. – Drop It Low
  52. Raisa – Firasat
  53. Kotak – Inspirasi Sahabat
  54. Maudy Ayunda - Cinta Datang Terlambat
  55. Jeffry Al Buchory - Sepohon Kayu
  56. Opick ft. Melly Goeslaw - Takdir
  57. Rossa - Tak Sanggup Lagi
  58. Judika - Cinta Satukan Kita
  59. Kangen Band - Ijab Kabul
  60. Cakra Khan - Lelah
  61. Project Pop - Gara-gara Kahitna
  62. Sule ft. Eru - Sarangheyo
  63. Seventeen - Saat Kau Temukan Aku
  64. Tegar - Aku Yang Dulu Bukanlah Yang Sekarang
  65. Robin Hood ft. Asmirandah - Salahkah Kita
  66. Gita Gutawa - Ayo Come On
  67. Judika - Aku Yang Tersakiti
  68. Tangga - Cinta Tak Mungkin Berhenti
  69. Astoria - Segala Luka
  70. Coboy Junior - Terhebat
Update :  1 Februari 2014

Nah, itulah Tangga Lagu Indonesia Terbaru Terbaik 2014 yang diambil dan diurutkan dari berbagai chart musik, seperti Dahsyat, Inbox SCTV, bursalagu, dan lain sebagainya. Semoga bisa menjadi referensi bagi Anda untuk mendengarkan beberapa lagu dari musisi favorit Anda diatas.

Selasa, 04 Februari 2014

Bahsa Gaul ‘SLANG’ Indonesia


Bahasa gaul atau biasa disebut dengan slang (bahasa prokem) merupakan ragam bahasa tidak resmi, tidak baku dan  bersifat musiman. Akar dari bahasa gaul adalah bahasa prokem. Bahasa prokem merupakan bahasa preman. Preman biasanya memakai bahasa prokem untuk berkomunikasi agar tidak diketahui oleh orang lain yang bukan  komunitas preman tersebut. Dewasa ini, bahasa prokem tidak lagi menjadi bahasa “rahasia” melainkan menjadi bahasa gaul di suatu daerah atau komunitas tertentu. Berikut beberapa bentuk bahasa gaul yang sering ditemukan dalam percakapan sehari-hari;

1.      Word Clipping
Suatu kata dipendekkan atau dipotong tanpa mengubah maknanya (misal: mike – microphone).
2.      Onomatopoeia
Peniruan suara (misal: bang, boom, kukuruyuk).
3.      Saying word from behind (malang’s prokem language)
Mengucapkan kata dengan membalikkan kata dari belakang ke depan (misal: ngalam – malang, uka – aku).
4.      Menambahkan ‘F’ atau ‘S’ pada setiap suku kata (misal: afakufu mafaufu mafandifi – aku mau mandi)
5.      Bahasa gaul selebritis (misal: sutralah – sudahlah, gue – aku, macan tutul – macet total, so what gitu lhoh)
6.      Bahasa gaul kaum waria (misal: akika atau ike – aku, HIV – Hasrat Ingin Pipis, gaswat – gawat, makarena – makan)


Bagaimana dengan  munculnya slang (bahasa gaul/bahasa prokem) di  kalangan masyarakat khususnya remaja?
Remaja menggunakan bahasa slang untuk kepentingan komunitas mereka. Alasan penggunaan bahasa slang adalah; agar komunikasi yang terjalin tidak monoton, menambah selera humor, digunakan untuk mengolok-olok dan menyindir seseorang, sebagai identitas suatu komunitas yang membedakan dengan komunitas lain, mendekatkan hubungan antar individu dalam komunitas sehingga komunikasi menjadi akrab, mudah dan nyaman.

Beberapa alasan yang dikemukakan di atas memberikan sesuatu yang positif. Jadi tidak ada salahnya jika bahasa slang berkembang di kalangan masyarakat khususnya remaja.


Apakah slang akan “mengganggu” eksistensi bahasa Indonesia dan bahasa Daerah sebagai bahasa ilmu/ modern?
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa daerah sebagai  lambang identitas/ kebanggaan suatu daerah merupakan bahasa dominan yang keberadaannya sangat diperhatikan dan senantiasa terjaga, dalam artian bersifat klasik dan berlaku sepanjang masa. Berbeda dengan slang yang ‘hidup’ musiman. Slang sering kali berubah mengikuti perkembangan zaman dan sering pula menghasilkan kata-kata baru. Oleh karena itu, slang tidak akan mengganggu eksistensi bahasa Indonesia maupun bahasa daerah, sebab slang sendiri dirancang dan dihasilkan dari bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Jadi, hal ini senantiasa akan berkembang.


Apakah demi pengembangan bahasa Indonesia menjadi bahasa ilmu/ modern, keberadaan slang harus disingkirkan?
Bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu/modern tidak akan terganggu dengan adanya slang, karena slang berbeda dengan bahasa Indonesia. Sebagai bahasa ilmu, bahasa Indonesia selalu mendapat tempat tertinggi di kalangan bahasa manapun (dalam lingkup Indonesia) karena bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar komunikasi yang setiap saat digunakan.


Apa yang perlu ditangani dalam situasi keanekaragaman bahasa seperti itu?
Bahasa merupakan alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk berkomunikasi (secara lisan maupun tulisan), ataupun gerakan (bahasa isyarat yang semuanya bertujuan untuk menyampaikan pesan/ informasi kepada orang lain. Keanekaragaman bahasa di Indonesia menjadi kebanggaan tersendri bagi Indonesia, dan untuk menghubungkan keanekaragaman itulah digunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu dari semua bahasa di Indonesia untuk berkomunikasi secara umum. Begitu juga dengan slang yang hadir di tengah-tengah masyarakat sebagai bahasa komunitas tertentu, akan menjunjung bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar komunikasi apabila berhubungan dengan komunitas lain.

Kesimpulan
Dalam situasi keanekaragaman seperti ini, bukanlah ancaman untuk bahasa Indonesia akan mengalami penurunan daya tarik. Karena sama halnya dengan bahasa-bahasa lain, bahasa memiliki beberapa fungsi yang terbagi menjadi dua yaitu fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi kondisi ini tidak perlu penanganan yang serius. Kita hanya perlu menjunjung tinggi bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan baik dan benar, serta mendudukkannya sebagai bahasa nasional, sebagai bahasa yang fundamental di antara bahasa-bahasa yang ada di Indonesia.

Referensi:

Arti Kata Kepo, Ganbatte dan Woles

ganbatte
KEPO :
Knowing Every Prural Object  : mengetahui setiap obyek prural
Knowing  Every Particular Object  : mengetahui setiap obyek tertentu
                                          Mau tau segala macam
(kata sifat) suka mencampuri urusan orang lain; gapil; usil
Asal: Bahasa Cina (Hokkian) kay poh (atau kaypo)
ganbatte

GANBATTE :
SEMANGAT!!
asal kata: GANBARU (頑張る / がんばる)
artinya : BERUSAHA
GANBATTE (がんばって) merupakan kependekan dari “GANBATTE KUDASAI”, yang artinya BERUSAHALAH/BERSEMANGATLAH!
dalam bahasa Jepang bila kata kerja (bentuk -TTE) ditambah KUDASAI maka artinya semacam anjuran atau permohonan.
untuk menyemangati diri sendiri bisa mengatakan: GANBATTEMASU!! がんばって


woles

WOLES : SELOW  ( tinggal dibalik )
Mungkin bagi sebagian orang ada yang pernah mendengar kata tersebut namun masih binggung apasih artinya. Dengan penjabaran diatas kita bisa berbagi dan tidak ada lagi pembodohan karena semua harus tahu.